会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya!

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

时间:2025-05-22 22:13:17 来源:quickq官方网站下载 作者:时尚 阅读:536次

JAKARTA,quickq充值不了的原因是 DISWAY.ID --Kasus pelanggaran etik dan akademik pada disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia masih menjadi perhatian warganet lantaran dinilai sanksi yang diberikan kampus masih ringan.

Alih-alih mencabut disertasi atau men-DO, Rektor Universitas Indonesia (UI) memutuskan agar Bahlil melakukan perbaikan disertasi.

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

"Sebenarnya ini ibarat puncak gunung es, bagaimana kepentingan akademik tergerus oleh kepentingan pragmatisme dan kekuasaan," ungkap Dewan Pakar Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Rakhmat Hidayat kepada Disway, 12 Maret 2025.

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

BACA JUGA:DPR Akan Tindak Tegas Produsen dan Distributor Minyakita yang Nakal

Kasus Disertasi Bahlil Ibarat Puncak Gunung Es, Pakar: Ketika Kampus Menggadaikan Integritasnya

BACA JUGA:Alasan Kejagung Panggil Ahok Sebagai Saksi Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina

Di mana, ia mengungkapkan bahwa kasus yang melibatkan pejabat ini banyak terjadi di lebel daerah, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

"Mereka punya kekuasaan, wewenang, otoritas, mereka punya uang dan dianggap bisa melakukan apa saja, bisa menjual, bisa membeli dalam akademik, prosesnya, seterusnya."

Menurut logikanya, seorang menteri dengan segala kesibukannya tidak mungkin bisa menyelesaikan perkuliahan dalam waktu sangat singkat, kurang dari dua tahun, termasuk melakukan riset penyusunan disertasi.

"Pakai logika akal sehat saja, memang bisa meengerjakan wawancara ke lapangan, analisis, olah data, statistik, membuat analisis deskriptif, dan seterusnya? Tidak mungkin selain kalau dia bekerja oleh tim," cetusnya.

Sedangkan orang pada umumnya yang menempuh pendidikan S-3 dan memperjuangkan gelar doktornya, harus ke lapangan, melakukan wawancara, membuat janji, jadwal wawancara, bertemu dengan gatekeeper, informan, jadwal janji dengan responden, menyebarkan kuesioner, dan sebagainya tidaklah mudah dilakukan.

BACA JUGA:Prabowo Marah karena Isi Minyakita Dikurangi!

BACA JUGA:Kejagung Dalami Grup WA 'Orang-orang Senang' dalam Kasus Korupsi Pertamina

Hal ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Dan ia menyatakan bahwa UI telah kehilangan independensinya.

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

(责任编辑:热点)

相关内容
  • Digelar Tertutup, Rapat DPR dan DJP Soal Coretax Hasilkan Ini
  • 米兰理工工业设计专业申请解析
  • Mendadak Waspada Nih, 66% Kasus Covid
  • Sering Bingung, Baca Niat Puasa Ramadhan Maksimal Jam Berapa?
  • Emiten Hary Tanoe (KPIG) Mau Private Placement 9,75 Miliar Saham, Dananya Buat Proyek KEK Lido
  • Penumpang Lempar Koin ke Mesin Pesawat, Penerbangan Ditunda 4 Jam
  • 英国圣安德鲁斯大学世界排名详情
  • 意大利多莫斯设计学院学费是多少?
推荐内容
  • Ma'ruf Amin Buka Suara Soal Manuver Menteri ke Jokowi: Silaturahmi atau Sinyal Politik?
  • Menag  Nasaruddin Umar Harap Pemangkasan Anggaran Tidak Ganggu Persiapan Haji
  • Kenali Ciri
  • 中央圣马丁学院奖学金申请条件解析
  • Anies Baswedan Ibarat Macan Kertas, Hebat Sebatas Kertas
  • Menag  Nasaruddin Umar Harap Pemangkasan Anggaran Tidak Ganggu Persiapan Haji