Cuma 50 Pilot yang Mampu Mendaratkan Pesawat di Bandara Ekstrem Ini
Pendaratan dramatis dilakukan oleh pesawat A319 di landasan pacuyang sempit. Pilot dengan cepat melakukan putaran mendebarkan pada menit-menit terakhir pendaratan pesawat.
Belasan penumpang yang gelisah bahkan menahan napas selama beberapa menit, bertepuk tangan puas.
Kejadian itu hanyalah pengalaman biasa yang bisa dirasakan saat kamu mendarat di Bandara Internasional Paro (PBH) Bhutan. Bukan tanpa alasan, bandara ini memang diakui sebagai salah satu lokasi pendaratan tersulit di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Landasan pacu ini terletak di lembah sempit, diapit oleh pegunungan curam. Makanya pilot hanya bisa melihat landasan saat mereka mendekati pendaratan.
Seorang pilot senior Druk Air (Royal Bhutan Airlines) Chimi Dorji yang telah menerbangkan pesawat selama lebih dari 25 tahun, menggambarkan tantangan tersebut sebagai kombinasi antara keberanian, ketepatan, dan pengetahuan mendalam tentang medan lokal.
"Ini memang menantang keterampilan pilot, tetapi tidak berbahaya. Karena jika berbahaya, saya tidak akan menerbangkan pesawat di sana" kata Dorji mengutip CNN.
Paro diklasifikasikan sebagai bandara kategori C. Artinya hanya pilot dengan pelatihan khusus yang diizinkan untuk mendarat di sana. Pelatihan ini mencakup kompetensi area dan penguasaan medan sekitar.
Dorji menjelaskan, sedikit saja kesalahan dalam memahami medan bisa berakibat fatal.
"Di Paro, Anda harus memiliki keterampilan dan kompetensi lokal. Kami menyebutnya pelatihan kompetensi area atau pelatihan rute dari mana saja ke Paro," kata dia.
Kapten pesawat senior berusia 43 tahun tersebut dengan bangga menyebut dirinya sebagai salah satu dari 50 pilot yang berlisensi untuk terbang di sana.
Terletak di antara China dan India, Bhutan adalah negara yang 97 persen wilayahnya pegunungan. Bandara Paro sendiri berada pada ketinggian 7.382 kaki di atas permukaan laut, sedikit lebih rendah dari ibu kotanya, Thimpu, yang berada di ketinggian 7.710 kaki.
Ketinggian ini memengaruhi cara pesawat terbang. Pasalnya, udara yang lebih tipis membuat pesawat harus terbang lebih cepat untuk mempertahankan daya angkat.
"Kecepatan udara pesawat sebenarnya sama, tetapi kecepatan terhadap daratan jauh lebih cepat karena udara di ketinggian lebih tipis," jelas Dorji.
Faktor ini menjadi salah satu tantangan teknis yang harus diatasi oleh pilot maupun ATC (Air Traffic Control). Cuaca juga memainkan peran penting dalam menentukan waktu penerbangan ke Paro.
Siapa pun yang pernah terbang ke Paro, dari New Delhi, India; Bangkok, Thailand; atau Hanoi, Vietnam mulai Oktober 2024, kemungkinan besar harus bangun pagi-pagi sekali untuk penerbangan mereka.
Sebagian besar penerbangan memang dijadwalkan pagi hari untuk menghindari angin termal dan turbulensi yang biasanya meningkat pada siang hari. Selama musim hujan, dari Juni hingga Agustus, badai petir dan hujan es sering terjadi yang tentunya menambah tingkat kesulitan terbang.
"Kami mencoba menghindari operasi setelah tengah hari karena angin termal yang meningkat dan suhu yang lebih tinggi. Pagi hari jauh lebih tenang dan aman," tambah Dorji.
Tantangan para penggemar penerbangan
Meskipun penuh tantangan, Bandara Paro tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar penerbangan. Pemandangan pesawat besar seperti Airbus A319 atau Boeing 737 yang mendarat di lembah sempit ini menjadi pemandangan yang mengagumkan.
Bagi banyak penumpang, pengalaman pendaratan ini menambah nuansa mistis perjalanan ke Bhutan, sebuah kerajaan Himalaya yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya uniknya.
![]() |
"Penerbangan ke Paro adalah salah satu pengalaman paling menarik dalam karier saya. Anda tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tapi juga keberanian dan kepercayaan diri," kata Dorji, yang juga melatih pilot dan awak kabin di Druk Air.
Bhutan saat ini telah membangun Bandara Gelephu untuk melengkapi Bandara Paro. Bandara ini memiliki medan yang lebih datar dan landasan pacu yang lebih panjang, sehingga lebih mudah diakses oleh pilot tanpa pelatihan khusus.
Dalam beberapa tahun ke depan, Bhutan berencana membuka penerbangan langsung dari Amerika Utara, Eropa, dan Timur Tengah untuk meningkatkan aksesibilitas wisatawan internasional.
Lihat Juga :![]() |
Namun, hingga saat itu tiba, hanya segelintir pilot yang memiliki keahlian luar biasa yang dapat menikmati tantangan sekaligus kehormatan mendaratkan pesawat di Bandara Paro. Pengalaman ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis mereka, tetapi juga keberanian dan dedikasi terhadap keselamatan penerbangan.
Dengan segala keunikan dan tantangannya, Bandara Paro tetap menjadi salah satu simbol kebanggaan Bhutan dan daya tarik luar biasa bagi dunia penerbangan.
(aur/tis, wiw)-
Sandiaga Curhat Nggak Boleh Nonton Konser Ahmad DhaniBerada di Peringkat 74, Kecakapan Bahasa Inggris Indonesia Masih RendahYasonna Ungkap Rahasia di Balik Pemberian Amnesti Baiq NurilCak Imin Gaungkan Program Slepet di Debat Cawapres, Singgung Tengkulak hingga Angka PengangguranCatat, Ini 7 Tanda Kamu Adalah Orang CerdasTentara Pastikan Akan Menindak Baliho Habib Rizieq yang Masih TerpasangSaat Habib Rizieq Ogah Temui TNIRenungan Rabu Abu 2025, Menilik Kembali Motivasi BeribadahMenteri PPPA Dorong Pengurangan Praktik Perkawinan AnakKPK Tetap Usut Eks Dirut Garuda, Meskipun...
下一篇:Menteri PPPA Ungkap Jumlah Pembimbing Ibadah Haji Perempuan Belum Maksimal
- ·Vanessa Angel Minta Penangguhan Penahanan, Polda Jatim?
- ·Berani Minta Jenderal Gatot Turun Panggung, Fadil Imran Dinilai Cocok Gantikan Nana Sujana
- ·Tenang Pak Anies! Ormas Siap Bela Habis
- ·Polisi Sempat Dikibuli Nunung
- ·Pemerintah Buktikan Komitmen Penuh RI dalam Aksesi ke OECD dengan Selesaikan IM
- ·4 Hal Ini Jadi Alasan Jusuf Kalla Dukung Anies
- ·Gibran Soal IKN: Banyak yang Gagal Paham, Penggunaan APBN Hanya 20 Persen!
- ·Protes Trump, Kedai Kopi Kanada Ubah Americano Jadi 'Canadiano'
- ·Pemerintah Tambah PLTU 6,3 GW hingga 2034, 3,2 GW Beroperasi Tahun Ini
- ·Sudah Terjadi Ratusan Kerumunan, Kenapa Baru Anies yang Dipanggil?
- ·Berani Minta Jenderal Gatot Turun Panggung, Fadil Imran Dinilai Cocok Gantikan Nana Sujana
- ·Ngeles Nunung Gunakan Narkoba untuk Stamina, BNN: Jangan Ngelawak!
- ·Catat, Ini 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Makan Manggis
- ·VIDEO: Bagaimana agar Tobat Diterima Allah SWT?
- ·Tentara Pastikan Akan Menindak Baliho Habib Rizieq yang Masih Terpasang
- ·留学学建筑学专业,这些你必须要了解!
- ·Heboh Momen Tetes Mata Anies, Warganet: Rohto atau Insto Pak?
- ·Alamak! Didemo Mahasiswa, Semua Kelakuan Anies Diumbar
- ·Jam Mandi Wajib di Bulan Ramadan: Tata Cara dan Waktu yang Dianjurkan
- ·Sudah Terjadi Ratusan Kerumunan, Kenapa Baru Anies yang Dipanggil?
- ·Jadwal Direct Train Jakarta
- ·Dari Tangan Dingin Anies, Jakarta Raih Penghargaan, Buah Sabar & Kerja Cerdas!
- ·Dari Tangan Dingin Anies, Jakarta Raih Penghargaan, Buah Sabar & Kerja Cerdas!
- ·Greget Soal Kasus Novel, Jokowi: Jangan Sedikit
- ·Kemen PPPA Ambil Langkah Cepat dalam Kasus Kekerasan Anak Berujung Korban Meninggal
- ·留学学建筑学专业,这些你必须要了解!
- ·Soal Mudik Lokal, Polda Metro Bakal Koordinasi dengan Pemprov DKI
- ·KPK Periksa Rizal Ramli Soal Kasus BLBI
- ·Jam Mandi Wajib di Bulan Ramadan: Tata Cara dan Waktu yang Dianjurkan
- ·Meski Lonjakan COVID
- ·Imam Nahrawi Bakal Berurusan dengan KPK? Lihat Ini
- ·Politikus PAN Diperiksa KPK, Siapa?
- ·Digarap Polisi, Wagub Ditanyain Ini Sama Penyidik
- ·Lisa BLACKPINK Tampil Edgy dengan Tuksedo di Karpet Merah Oscar 2025
- ·5 Penyebab Nasi Cepat Kuning di Rice Cooker
- ·Bupati Bogor dan Putrinya Juga Dinyatakan Positif Corona